Jumat, 04 November 2011

PEWARNAAN HISTOLOGI


PEWARNAAN HISTOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

Afrida Damayanti
Fitrianti Lupita
Kurniawan Try S.
Regina K.E.D.
Yenny A.
A102.06.001
A102.06.013
A102.06.016
A102.06.023
A102.06.031



AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2011









BAB I
Pendahuluan

Kebanyakan jaringan didapati tidak berwarna, sehingga tidak banyak yang dapat dilihat di bawah mikroskop. Agar dapat dilihat dibawah mikroskop, kebanyakan sediaan harus diwarnai. Oleh sebab itu, telah dirancang pewarnaan jaringan agar berbagai unsur jaringan jelas terlihat dan dapat dibedakan. Bahan warna untuk mewarnai berbagai jaringan, kurang lebih secara selektif.

Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam pewarnaan jaringan histologi, sehingga diperlukan dalam diagnosa medis dan penelitian. Hematoksilin adalah bahan pewarna yang sering digunakan pada pewarnaan histoteknik, ia merupakan ekstrak dari pohon yang diberi nama logwood tree. Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan. Hematoksilin memulas inti dan strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang rawan) menjadi biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat asam. Ia akan memulas komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda. Syarat-syarat standar zat warna ideal yaitu murah, tahan lama, tidak sulit untuk di bersihkan, tidak merusakkan lingkungan.

 




 
BAB II
Pembahasan


Untuk menganalisis struktur jaringan yang telah diiris, preparat harus diwarnai.Pewarnaan rutin yang sering dikerjakan adalah haematoxylin-eosin (HE), karena pewarnaan ini dapat menunjukkan sebagian besar struktur histologi.
Afinitas hematein terhadap nuclei tidak baik, jika tidak menggunakan Mordant.
·         Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA
·         Logam: Al, Fe, tungsten, molybdenum, lead
·         Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan hasil akhir pewarnaan
Ada delapan jenis larutan pewarnaan haematoxylin, yaitu  Dellafied, Erlich, Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan Cole. Masing-masing formula pewarnaan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang paling sering digunakan adalah haematoxylin Mayer dan haematoxylin Harris.
Komposisi Haematoxylin Mayer
• Kristal haematoxylin………………….... 1 gr
• Akuades……………………………… 1000 ml
Sodium iodate…………………………… 0,2 gr
Ammonium/potassium alum................. 50 gr
Citric acid…………………………....…. 1 gr
Chloralhydrate…………………………. 50 gr

Cara Pembuatan Hematoxylin Mayer
1. Larutkan Ammonium/Potassium alum di dalam aquades.
2. Tambahkan Haematoxylin dan campurkan secara baik.
3. Tambahkan Sodium Iodate, Citric Acid, dan Chloralhydrate.
4. Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik.
5. Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.


Eosin adalah zat warna Xanthene. Eosin paling cocok dikombinasikan dengan pewarna haematoxylin. Eosin memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan antara sitoplasma dari tiap sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda.
Jenis eosin :
·         Eosin Y (yellowish), water soluble
·         Eosin B (Bluish)
·         Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
Eosin Y(yellowish) paling banyak digunakan, karena termasuk zat warna asam sehingga dapat berikatan dengan protein (basa) dan dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat metakromatik. Terdapat dalam 2 bentuk ,yaitu : monomer (merah) dan dimer (orange merah).
Hasil pewarnaannya , yaitu : sitoplasma akan berwarna merah, eritrosit akan berwarna orange merah, nukleus piknotik akan berwarna ungu, dan nukleolus akan berwarna merah.


Komposisi Eosin
Eosin-alkohol Stock 1%
Eosin y ws…………………………………… 1 gr
aquades……………………………………………… 20 ml
• Larutkan dan tambahkan alkohol 95% ……….. 80 ml

Eosin working solution
• Eosin-alkohol stock 1 bagian
• Alkohol 80% 3 bagian
• Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan Asam Asetat glasial 0,5 ml untuk
setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.

Cara kerja :
1.      deparafinisasi preparat yang telah kering ke dalam xylol sebanyak 3x (@ 10 menit)
2.      masukkan ke dalam alkohol sebanyak 2x (@5 menit)
3.      cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang
4.      masukkan ke dalam larutan hematoxylin selama 7 menit
5.      cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur
6.      celupkan dalam HCL 2x celup untuk decolorisasi
7.      cuci dengan air
8.      rendam dalam air sampai warna air menjadi biru
9.      masukkan ke dalam larutan eosin
10.  cuci dengan air mengalir
11.  cuci dengan alkohol I
12.  cuci dengan alkohol II
 cuci dengan air








1.      pres dengan kertas saring, lap dengan kapas
2.      masukkan dalam larutan xylol
3.      pres dengan kertas saring, dan lap dengan kapas
4.      Tutup (mounting) dengan entellan/balsam Kanada dan cover glass
5.      Beri label pada sajian tersebut dan biarkan hingga entelan mengering


 Gambar Menutup kaca benda dengan cover glass (kiri). Hasil pewarnaan HE pada kulit tebal (kanan).



Hasil
• Nukleus berwarna biru.
• Sitoplasma berwarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi warna pada
komponen tertentu.


 Gambar irisan jaringan yang telah diwarnai dan ditutupi dengan cover glass diletakkan
di atas slide tray hingga entellan mengering.



Contoh jaringan dengan pengecatan Hematoksilin Eosin
1.      Nodus Lymphaticus
Teknik pewarnaan : HE
Perhatikan :
a. Capsula : Jaringan ikat ini mengandung:
      – serabut-serabut kolagen.
      – vasa lymphatica afferentia
b. Hilum : serabut kolagen tampak lebih tebal.
c. Cortex : disini terdapat banyak noduli lymphatici yang berderet-deret.
      Noduli limphatici merupakan kumpulan padat limfosit
            Di pusat noduli ada centrum germinale sel (tempat limfosit B berproliferasi dan
                  differensiasi menjadi sel plasma)
d. Trabeculae : berasal dari capsula, meluas ke arah pusat nodus lymphaticus di antara noduli limphatici dan medulla.
e. Paracortex antara cortex dan medulla, tempat limfosit T
f. Medulla, lebih kedalam berwarna lebih pucat
g.Sinus Lymphaticus (rongga tempat menampung cairan limfe dari vasa limfatik  afferens.).
Ada berbagai jenis:
      – sinus lymphaticus capsularis (marginalis)     : dibawah capsula
      – sinus corticalis                                              : di sepanjang trabeculla
      – sinus medullaris                                            : di medulla



2.      Lien atau Spleen
Pewarnaan             : HE
Pengamatan  pada sediaan limfa:
a. Selubung           :
– tunica serosa  : epitel pipih selapis
– tunica fibrosa : mengandung serabut kolagen dan elastis. Berlanjut ke tengah
sebagai trabecula
b. Isi                      : Pulpa lienalis dibedakan 2 jenis:
– Pulpa alba      : tampak sebagai kelompok berpadatan, kebiru-biruan
 Arteria centralis terdapat dekat pusat pulpa alba.
– Pulpa rubra    : tampak sebagai jaringan tidak teratur.


3.      Thymus
Pewarnaan            : HE
Perhatikan            :
a. Capsula : berlanjut sebagai septum interlobare yang membagi thymus menjadi lobus thymi
b. Cortex : penuh dengan limfositus thymicus atau thymocytus, berpadatan, kebiru-biruan.Merupakan tempat produksi limfosit
c. Medulla : berwarna lebih pucat.limfositus lebih sedikit
– banyak limfoblastus dan retikulositus
– terdapat corpusculum thymicum kebulat-kebulatan mengandung:
   • sel epitel teratur konsentris.
   • cellula gigantica atau sel raksasa.

4. Tonsil

Pewarnaan       : HE
Perhatikan       :
a. Capsula : berupa jaringan ikat sebagai pembungkus, capsula membentuk septum
internodulare ke arah pusat.
b. Epithelium Squamosum Stratificatum: melapisi permukaan bebas.
– banyak mengalami infiltrasi oleh limfosit
– berlekuk-lekuk dinamakan: crypta tonsillaris.
c. Noduli Lymphatici : bulat, berderet sepanjang crypta tonsillaris


5.      Sumsum Tulang
Teknik pewarnaan : HE
Perhatikan :
- Textus connectivus reticularis sebagai jaringan dasar yang dengan pewarnaan HE
serabutnya tidak tampak.
- Megakariosit merupakan sel raksasa dengan nucleus relatif besar, dan sitoplasma
berwama merah
- Normoblas memiliki sitoplasma berwarna kemerah-merahan, nucleus biru letak di tengah.
- Haemocytoblastus, adipocytus.





 

KESIMPULAN
Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam pewarnaan jaringan histology.
Hematoksilin memulas inti dan strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang rawan) menjadi biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat asam, tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda.
Syarat-syarat standar zat warna ideal yaitu :
  • Murah
  • tahan lama
  • tidak sulit untuk di bersihkan
  • tidak merusakkan lingkungan
Jenis larutan Hematoxylin : Dellafied, Erlich, Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan Cole
Jenis Larutan Eosin :
·         Eosin Y (yellowish), water soluble
·         Eosin B (Bluish)
·         Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)

Larutan cat yang sering digunakan ialah Hematoxylin Mayer dan Eosin Yellowish



DAFTAR PUSTAKA





2 komentar: